Sebelumnya
maaf ya kalau ceritanya kacau dan banyak typo hehe. Happy reading, enjoy! J
Halo namaku
Quinn Anastasia, aku berkebangsaan London dan sekarang sedang tinggal di
Indonesia. Aku sudah fasih berbahasa Indonesia karena papa sebenarnya masih keturunan
Indo. Kakakku Daniel menetap di London
bersama mama, karena sebenarnya mama desainer yang lumayan terkenal disana,
Elizabeth. Aku disini bersama papaku, David. Kami tinggal di suatu apartement
dekat dengan sekolahku, karena menurut papa kita akan tinggal disini hanya
sementara, jadi tidak usah membeli rumah yang besar, yang penting nyaman saja
untuk ditempatkan.
Hari ini
hari pertama aku masuk sekolah, aku tidak menggunakan seragam karena memang
sekolahku disana tidak memakai seragam, aku sudah bersiap dengan rambut
dikuncir dua dengan pita, seperti apa yang diperintahkan kakak OSIS. Aku
berangkat diantar papaku, sesampainya disana semua menatapku, aku terlambat dan
tidak menggunakan seragam, aku hanya diam dan menunduk. Dan ada salah satu OSIS
menghampiriku dan bertanya,
“Kok baru
dateng?”
“Maaf kak,
tadi kesiangan” Jawabku.
“Ini seragam
sekolah lo?”
“Bukan kak”
“Terus mana
seragamnya?”
“Disekolah
saya tidak pakai seragam kak”
“Oh yaudah
duduk”
Dalam
hatiku, “Fyuhh, untung aja ngga kenapa-kenapa”
Aku masih
binggung kenapa kakak kelas yang tadi itu masih melihatku seperti itu, seperti
tidak suka, sesekali dia mengerjaiku. Tetapi aku berfikir, mungkin memang itu
tugasnya, inikan MOS. Dia itu kakak kelas yang cantik, tetapi tidak dengan
sifatnya.
MOS selesai,
saatnya pulang, aku menelpon papaku agar menjemputku,
Aku “Halo
pa, dimana? Aku udah pulang, Jemput yaa”
Papa “Oke,
papa dijalan nih”
Ku tutup
telpon karena tidak ingin mengganggu kensentrasi papa dalam menyetir.
Tidak lama
kemudian papa datang,
“Tiiinn…tiiinn”
papa mengklakson seraya memberitahuku.
Aku
tersenyum dan menghampiri mobil.
Papa “Hei
gimana sekolahnya, sweetheart?”
Aku “Hmm
yagitu deh hehehe”
Papa
“Baiklah kalau tidak mau cerita, sudah makan?”
Aku “Belum.”
Papa
“Didepan sana ada seafood enak banget, mau?”
Aku
“Baiklah, asal ditraktir haha”
Papaku
tertawa mendengarnya, “Baiklah ayoo”
Kami turun
dari mobil untuk makan. Selesai makan kami pulang ke apartement, tetapi papa
malah pergi lagi karena ada urusan yang mendadak. Tiba-tiba handphone ku bunyi,
pertanda ada telpon. Aku lari sekencang-kencangnya, dan ternyata itu kakakku
Daniel. “Ah sial, ku kira siapa.” Aku mengangkat telpon dengan malasnya,
“Halo, ada
apa?”
“Ada papa
nggak?”
“Nggak
kenapa?”
“Quinnyyy,
apakah kau tidak rindu denganku?”
“Apa!? Tidak
Daniel, sama sekali tidak, terimakasih!”
“Hahaha kau
ini berbohong saja, aku dibandara soekarno hatta, jemput aku.”
“HA?
SERIOUSLY?”
“Iyaa, aku
tidak bercanda, kau senangkan aku kesini?”
“Tidak sama sekali.
Kenapa kau selalu menggangguku Danieeel!!”
“Aku disuruh
mama kesini,bukannya mengganggu Quinnyyy, aku menjagamu, maka cepatlah kau
jemput kesini”
“Aku tidak
yakin kau akan menjagaku, baiklah tunggu disana”
Ku tutup
telpon dan langsung mengganti baju, aku bergumam “Menyusahkan saja si Daniel
buaya darat itu!” Aku bergegas ke bandara dengan taxi. Aku mencari Daniel,
“Aduh, kemana itu buaya darat, jangan-jangan dia berbohong!!” aku berbicara
dalam hati. Aku turun dari taxi dan mencari Daniel. Tiba-tiba ada seseorang
yang menutup mataku dengan kedua tangannya,
Aku “Daniel
sudahlah aku lelah!” aku meraba tangannya, “Kenapa Daniel tangannya agak kecil.”
Kataku dalam hati, dan kemudian aku seketika menjadi ketakutan.
Aku “Daniel
kau kah ini? Jangan buatku ketakutan”
Seseorang
“Jadi kau ketakutan Quinny?”
Aku terkejut
dengan suara itu, Ya Tuhan itu suara….
Aku “Jared?
Kau kah itu?”
Lalu
laki-laki itu melepas tanganya, ternyata benar Daniel dan Jared. Jared itu
pacarku, sudah lama sekali tidak bertemu karena dia tinggal di Aussie. Aku menangis
bahagia.
Jared “Ada
apa Quinny? Kenapa kau menangis?”
“Tidak, apa
yang kau lakukan disini?”
“Aku ingin
sekolah disini, bersamamu” Jared tersenyum.
“Baiklah
sudah acara romantisnya, ayo kita ke apartement.”ucap Daniel yang agak kesal karena iri mungkin
haha.
Akhirnya
kami ke apartement. Sesampainya di apartement sudah ada papa menonton tv.
“Darimana
saja kamu Quinny” Papa berbicara kepadaku tetapi tidak menoleh ke arahku.
Lalu Daniel
berbicara “Quinn habis jemput aku pa”
Papa
langsung menengok kearah kami, “Daniel? Jared? Sedang apa kalian kesini?”
“Aku disuruh
mama kesini pa”Kata Daniel.
“Benarkah?
Baiklah ayo duduk pasti kalian lelah, Quinn buatkan minuman untuk kakakmu
tercinta dan Jared juga. Papa ingin menghubungi mama dulu”
Aku “Apa?
Kakak tercinta? Aku agak geli mendengarnya”
“Ayolah
Quinnyyy sampai kapan kau tidak mau mengakui itu hahaha” Ucap Daniel meledek.
“Kau diam
atau tidak ku buatkan minum!”Kataku ketus.
“Whoaa, baiklah
nyonya” Ucap Daniel meledek lagi.
Waktu begitu
cepat, kami hanya menghabiskannya dengan menonton tv. Tiba-tiba sudah jam 9
malam saja.
Papa
“Baiklah anak-anak, sudah waktunya tidur.”
Daniel
“Sedikit lagi paaa, Quinn saja yang besok sekolah”
Papa “Jared
kau tinggal disini atau bagaimana?”
Jared “Tidak
om aku ada rumah tante disekitar sini, jadi aku akan tinggal disana,
terimakasih ya om, semuanya aku pamit”
Papa dan aku
“Baiklah hati-hati” Sedangkan Daniel masih asik dengan tvnya.
Aku pergi
kekamar karena mataku sudah tinggal 5watt. Aku memang tidak biasa tidur malam.
Sesampainya dikamar, Daniel malah mengikutiku.
Aku”Mau apa
kau?Aku mau tidur”
Daniel
“Ayolah Quinny ini baru jam 9”
“Kau kan tau
besok aku sekolah pagi”
“Hm yaaa,
baiklah, selamat tidur Quinn adikku sayang” ucap Daniel menggoda.
“Menjijikan”
Balasku.
“Kriiiingg…Kriiingg”
alarmku sudah berbunyi sedaritadi.
“Quinn
bangun! Matikan alarmmu yang bodoh itu! Mangganggu saja!!” Ucap Daniel dari
ruang sebelah dengan marah karena berisik.
Aku
terbangun “HAA? Jam 6.50??? PAPAAA KENAPA NGGAK BANGUNIN AKUUUUU!!!” kataku
sambil berteriak kemudian bergegas mandi. Selesai mandi aku keluar dengan
seragam yang berantakkan.
“Ayo pa
nanti aku telat!”
“Kau tidak
mau sarapan dulu Quinny?”
Aku sudah
lari terbirit-birit disusul dengan papa.
Sesampainya di
sekolah aku dihukum karena terlambat. Aku ditertawakan gengnya Nadia itu, kakak
kelas yang cantik tetapi hatinya busuk. Lalu dia mendekati ku yang sedang
berjalan jongkok mengelilingi lapangan,
“Oh begitu
ya bule, gak tau waktu” Kata Nadia, lalu teman-temannya tertawa.
Aku diam dan
melanjutkan tugasku. Setelah selesai aku baru boleh masuk ke kelas. Sesampainya
dikelas aku melihat sesosok yang aku sangat kenal.
“Kau tidak
pernah berubah ya Quinny”
“Jared!!!”
Aku sontak kaget.
“Quinn
Anastasia duduk!”Kata guruku yang sedang mengajar.
“Baik bu”
kemudian aku duduk di sebelah Jared.
Kemudian
bell berbunyi pertanda waktunya istirahat. Aku kekantin, tetapi tidak dengan
Jared Karena harus ke kantor untuk mengurus perpindahan. Dikantin aku bertemu
Nadia and the genk, kemudian aku menghindar karena malas dengan mereka.
Nadia “Eh
bule mau kemana? Takut ya? Hahahaha” Lalu tertawa dengan temannya.
Aku hanya
diam dan membeli nasi goring untuk makan. Lalu Nadia dengan sengaja menumpahkan
makananku.
Nadia “Eh
sori sori, sengaja! haha, mau digantiin gak? Punya duit gak? Punyalah ya, bule
mah orang kaya, eh tapi kayanya lo sih bule miskin yang pindah kesini biar jadi
kaya ya?” Kemudian lagi-lagi tertawa. Aku juga bingung kenapa Nadia itu suka
banget ketawa, malas dengarnya.
“Kok bule
diem aja?”
“Ribet!”
Ucapku kesal.
“Woow,mulai
berani diaaa. Minta gue abisin lo?”
“Nad udah
Nad, selaw aja kali” Ucap laki-laki yang membelaku. Sebenarnya banyak yang
membelaku, tetapi kebanyakan laki-laki.
“Wih wihh
ada yang bela nih,suka lo sama bule kampung kaya gini?” balas Nadia.
Akhirnya aku
pergi dari kerumunan orang banyak. Tetapi Nadia malah melarangku, menarik
tanganku.
Sontak aku
bilang, “Aw! Apaansih?”
“Kok lo
songong sih?” Ucap Nadia kesal.
“Emang lo
pantes kok disongongin adik kelas. Lo aja gila hormat!”
Lalu Nadia
menarik rambutku, “Eh bule, biar gimanapun lo itu adek kelas gausah..” Aku
memotong perkataannya dengan menarik rambut dia balik. “Biar gimanapun juga gue
manusia, punya hati, lama-lama juga sakit hati kalo disindir terus!” Lalu aku
langsung lepas rambutnya, tetapi dia malah menarik rambutku dengan kencang,
sontak aku dorong dia sampai jatuh, teman-temannya diam saja melihat aksiku
seperti itu.
Lalu Jared
datang, “Quinny apa yang kau lakukan? Ikut aku!”
Aku ikut
dengan Jared karena dia takut aku kenapa-kenapa.
“Kau
kenapa?” Jared bertanya lagi.
Aku
menceritakan semuanya dari awal dan Jared memelukku.
“Sudahlah,
ayo kita masuk ke kelas.” Ucap Jared menenangiku.
Sesampainya
dikelas, aku hanya bersama Jared. “Untung ada Jared”ucapku dalam hati sambil
tersenyum ke Jared.
Bell pulang
pun sudah berdering. Aku tidak meminta jemput papa karena hari ini Jared ingin
ke apartement. Pas sudah diperjalanan papaku telpon,
“Halo Quinny
kau dimana?”
“Aku dijalan
pulang bersama Jared pa, ada apa?”
“Baiklah
hati-hati, cepatlah sampai”
Aku menutup
telpon dan agak bingung dengan perkataan papaku.
Tidak lama
kemudian kami sampai.
“Paaaa?
Daniel? Aku pulanggg”ucapku
“Quinn…”
“Ada apa pa?
Kau kenapa? Dimana Daniel?”
“Dia sudah
pulang ke London..”
“Loh, kenapa
cepat sekali?”
Papa hanya
terdiam, dan aku bertanya lagi, “Apakah ada yang terjadi?”
Papa
mengelus kepalaku, “Quinny maafkan papa nak, mama kamu kecelakaan, beliau sudah
tidak ada, Daniel sedang kesana, kita juga kesana hari ini, bersiaplah…”
“Kenapa
biasa paa?” Aku menjerit ketika mendengar itu. Tubuhku seketika lemas, aku
tidak sanggup hidup rasanya tanpa mama.
Papa tidak
membalas, dia diam yang berarti tidak mau membuatku semakin bersedih lagi.
“Turut
berduka cita yaa om”Kata Jared.
“Ya
terimakasih Jared.”jawab papa.
“Biar ku
antar ke bandara ya om.”
Papaku hanya
mengangguk yang berarti iya. Lalu pergilah kami ke bandara.
Sesampainya
disana, kami menunggu pesawat kami. Aku terus menangis dan menangis. Dan
akhirnya pesawatpun datang. Kami naik, tak lama pun aku tertidur karena sangat
lelah. Aku merasakan papaku mengelus kepalaku lalu menciumnya, aku tahu pasti papa
lebih sedih dibandingkan aku, tetapi dia pintar menutupinya.
Aku
terbangun, saat aku terbangun tiba-tiba aku ada didalam mobil, kulihat papa
disampingku.
“Hei Quinn,
ayolah bangun, kita hamper sampai.”
Aku bangun
dan sudah banyak kerumunan orang, seketika aku lemas lagi dan jatuh pingsan tak
sadarkan diri.
“Hai Quinn
sayang, bangunlah nak.”
“Mama?”
Ternyata
benar itu mamaku. Memakai baju putih-putih dan cantik sekali.
“Jaga papa
dan Daniel ya Quinn, mama percaya sama kamu. Dan mama serahkan butik mama untuk
kamu. Jadilah desainer yang lebih terkenal dari mama ya Quinn.”Ucap mamaku
sambil tersenyum.
“Memangnya
mama mau kemana?” Tanyaku polos.
“Mama akan
pergi jauh dari sini mulai sekarang. Jadi tolong, kamu yang mama percaya
sayang.”
“Baiklah
maa.”
Mama mulai
berjalan, menjauh dariku.
“Mama mau
kemana? Quinn ikut maa..” rengekku.
“Tidak
sayang, kamu tetap disini, menjaga papa dan Daniel.”
“Baiklah
maa..”
Kemudian aku
terbangun,dan melihat banyak saudaraku ramai disekelilingku.
-1 tahun kemudian-
Sekarang aku
tinggal dan menetap di London bersama papa dan Daniel. Kini aku memutuskan
untuk tidak sekolah formal. Aku sekolah desain dan sekarang sudah menjadi
disainer yang lumayan terkenal. Aku
menjalankan perintah alm. Mamaku dan aku bahagia sekali menjadi diriku.
Sedangkan Jared masih sekolah di Indonesia. Selesai sekolah nanti dia berjanji
akan melamarku. Aku tidak sabar akan itu.
Percayalah
dibalik kesedihan pasti ada kesenangan didalamnya. Ini 1 tahun perubahan yang
amat drastis bukan? Ini semua tidak
pernah terfikir olehku.
Apa kalian
penasaran dengan Nadia kakak kelas ku dulu itu? Sekarang dia tidak punya teman
bahkan putus sekolah karena orang tuanya mendadak bangkrut. Ternyata memang
benarkan Tuhan itu adil.